Translate

Kamis, 30 April 2009

Syair-Syair Untuk Insan Terbaik

DEGARKAN ROH DAN JIWAKU BERDENDANG

Saif Riza. SS.Hum

Mungkin dendengan ini
Hanya satu perasaan yang mau tahu
Jejak jejak kembara menggapai rindu
Teriringi angin musim kemarau, layu gumpalan-gumpalan doa menjadi nyata berdendang jiwaku
Terasa syahdu, sarat makna, malam itu

Mungkinkah
Harus hapuskan tetesan peluh & airmata
Datangnya memberi kesegaran ,amat lembut terasa
Tak terkata, jauh … jauh diatas belaian mesra
Jiwa yang rindu mendamba-damba
Menyatau damai ini berlama-lama, istigarahku berkata bersabarlah kalau memang dia sempurna

Mungkin juga
Harus dijaga rahasia
Menggebunya rindu & dahsyatnya gelora
Agar tiada cemburu atau buruk sangka
Tentang jiwa raga berpeluk kasih yang sempurna

Mungkin benar
Harus memilih diam
Atau menirunya... semut hitam
Merambat pelan pada bongkahan alam
Dikala malam... kelammm…

Pernah juga
Di sebalik raga yang tanpa daya
Terlalu angkuhnya tuk mengungkap rasa
Atau tak berani jujur, aku manusia biasa
Ada ketakutan, ketakutan berlebihan
Terluka, kecewa, merana
Meski semua itu hiasan kasih sayang cinta

Pernah aku ingat
Hati ini jujur terbuka
Bahkan percaya sepenuhnya, jiwa & raga
Kiranya bukan cinta berbalas cinta
Dua hati berbeda rasa
Bukan menuai kasih, salah menyemai benih
Ceceran tersisa, pedih…perih ini lah ujian sebuah makna setia

Pernah aku rasa
Sekujur badan ini terpaku, aku lunglai mati yang terdiam tapir oh tak mau keluar
Keindahan…ya keidahan itu datang memegangku memangilku, meneteskan mata air untukku…sempurnanya penciptaan
Kiranya lamakah penyatuaan ciptaan itu
Rindu-rindu kian damba pertemuan meneriakan

Pernah
Hati menyadari
Hakekatnya cinta karunia Illahi
Mencintalah karena Dia mencintai
Dan kebencian itu, hanya apa yang Dia benci

Pikirkanlah
Nafas-nafas yang tiada ujung pangkalan Yang maya, mengapa tumbuhkan harapan
Yang semu mengapa kau jadikan tumpuan
Rindu itu bertaut, bukan dengan bayangan

Pikirkanlah
Kepada siapa berlabuhnya sebuah hati
Berapa lama lagi engkau akan bermimpi
Raga semakin ringkih membawa diri
Raga kian tak sabar menunggu mati

Hai jiwa,
Kegersangan merindu siraman
Kehausan jangan membawamu mereguk lautan
Sesuatu tengah dicari, belum lagi kau temui
Akankah disini engkau dapati…
Kian maya saat dirasa nyata

Jangan bersandar pada nyanyian indah
Jangan berkaca pada cermin yang pecah
Bersandarlah di tepi malam
Ketika selimut membuai tiap hati insan
Percayalahpada kekuatan doa
Karena Dia Maha Mengabulkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar