Translate

Kamis, 30 April 2009

Pembelajaran tafsir Ayat


PEMBELAJARAN TAFSIR AYAT QUR AN Tentang Janji


الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Maksudnya :

Ayat 27 : Ayat 27 : (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.

Penafsiran ayat 27 surah al-Baqarah.

Ayat 27 :
Setelah Allah swt menerangkan kepada kita pengertian iman yang hakiki, kemudian ia menjelaskan kepada kita bahawasanya orang fasiq ialah orang-orang yang jauh dari manhajNya, maka pada ayat ini Allah swt menerangkan kepada kita sifat-sifat orang fasiq. Sifat-sifat mereka dalam ayat ini ayat tiga, yakni:

Pertama :
“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh”.
Kedua : “dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya”.
Ketiga : “dan membuat kerusakan di muka bumi”.
mari perhatikan
ayat ini, termasuk manusia apa anda? Perjanjian yang sudah kukuh dan yakin bahkah diuap berulang dengan sakis Allah dll. Masihkah anda mau membalikan relaita dengan membuat cerita dan kebohongan dosa berapakalikah anda akhirnya?Memtuskan persaudaraan hanya karena gengsi dan perasaan anda pada anda yang salah atau sama-sama salah ada yang lebi baik berubah baik dan saling memaafkan marah sampai memutuskan hubungan akan menyebabkan kemurkaan yang berjangka panjang. ANDA haruskah menjadi perusak cita-cita impian dengan sifat-sifa sombong dan ketamakan sehingga ebabi buta ?
Dengan sifat-sifat fasiq ini menjadikan mereka sebagai orang-orang yang rugi dalam kehidupan mereka dan akhirnya di akhirat mereka akan di azab dengan siksaan pedih di neraka. Ini membawa maksud kehidupan mereka secara hakikatnya tidak membuahkan hasil yang menguntungkan walaupun secara zahirnya mereka adalah manusia yang bersusah-payah dan berusaha untuk mendapat kejayaan dalam hidup mereka. Usaha dan kerja keras mereka tidak mendatang manfaat buat mereka di dunia dan akhirat.
Maksud ayat
“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh”, yakni orang-orang fasiq telah melanggar perjanjian asal mereka dengan Allah swt. Ini telah disebutkan oleh ulama aqidah mengenai bab perjanjian Adam dan anak cucunya kepada Allah sebelum mereka Dialahirkan. Sepertimana firmanNya :

Maksudnya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". Al-`Araf ayat 172.

Dalam ayat ini. Allah swt mengkhabarkan bahawa Dia telah mengeluarkan anak cucu Adam dari sulbi-sulbi mereka sambil mempersaksikan atas diri mereka sendiri bahawa Allah swt adalah Tuhan (Rabb) dan pemilik mereka dan bahawasanya tidak ada yang berhak di ibadahi melainkan hanya Allah swt.

Ada juga ulama tafsir yang berpendapat bahawa, perjanjian yang dimaksudkan ialah wasiat Allah swt kepada makhluknya agar mereka mentaati perintahNya dan larangan buat mereka agar jangan melakukan maksiat sepertimana yang telah termaktub di dalam kitab-kitabNya.

Begitu juga ada ulama tafsir yang berpendapat perjanjian itu ialah janji yang diambil Allah swt dari orang-orang yang telah diberi Kitab. Janji buat mereka agar jangan menyembunyikan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad saw. Allah swt telah mengambil janji dari mereka agar tidak mengingkari Nabi saw sepertimana Allah swt juga telah mengambil janji buat para Nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka. Sepertimana yang difirmankanNya :

Maksudnya : Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil Perjanjian dari Para nabi: "Sungguh, apa saja yang aku berikan kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". Ali Imran ayat 81.

Ayat ini menjelaskan bahawa para Nabi berjanji kepada Allah s.w.t. bahawa apabila telah datang seorang Rasul bernama Muhammad mereka akan beriman kepadanya dan menolongnya. Perjanjian Nabi-nabi ini mengikat pula para ummatnya. Daripada uslub bahawa dalam ayat ini, ayat ini menunjukkan sifat bagi orang kafir dan bukannya orang mukmin. Kerana seorang yang mukmin tidak akan melanggar segala perintah larangan Allah swt dan beramal soleh dalam melaksanakan segala perintah suruhanNya.

Ayat ini juga dapat dikaitkan dengan ayat 25 dalam surah ar-Rad dengan firmanNya :

Maksudnya : Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang. Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).

Ulama menafsirkan bahawa, ayat ini dikaitkan dengan semua orang kafir, orang musyrik dan orang munafiq. Janji Allah swt buat mereka adalah mengenai masalah Tauhid, masalah perintah dan laranganNya serta mengenai masalah Rasul yang wajib buat mereka beriman dan mengikutinya. Oleh itu, barangsiapa yang mengingkari dan menolak perkara tersebuat maka di akhirat kelak mereka akan dimasukkan kedalam neraka dan mendapat kutukan di atas dunia lagi.

Secara kesimpulannya, maksud ayat
“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh”, sifat orang fasiq sentiasa melanggar dan mengkhianati manhaj agama Allah swt. Oleh itu orang mukmin tidak dapat menerima dan mempercayai mereka buat selama-lamanya.

Maksud ayat
“dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya”, yakni silaturahim atau hubungan manusia sesama manusia, sepertimana sabda Nabi saw, “Kamu seluruhnya adalah anak Adam dan Adam diciptakan daripada tanah”. Hadis ini menjadi panduan buat manusia bahawa, manusia mempunyai ikatan antara satu sama lain. Oleh itu Allah swt mahu manusia ini mempunyai hubungan persaudaraan agar sesama manusia dapat memperingatkan tentang kebenaran dan risalah Wahyu. Dengan wujudnya hubungan silaturahim maka manusia akan saling bantu-membantu dan memudahkan hubungan kemasyarakatan. Akan tetapi ayat ini jelas menunjukkan sifat orang fasiq yang menolak hubungan silaturahim ini diwujudkan. Mereka menolaknya dengan alasan bahawa kehidupan ini wujud mengikut aturan sendiri tanpa perlu mengikut aturan Allah swt. Ada juga ulama yang mengatakan bahawa, mereka yang mengingkari kebenaran telah memutuskan hubungan kerabat (keluarga) mereka sendiri sepertimana yang difirman Allah swt :

Maksudnya : Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?. Surah Muhammad ayat 22.

Menurut pendapat yang lain, ayat ini menjelaskan lafaz maksud secara umum yakni mencakupi semua perkara yang diperintahkan Allah swt agar menghubungkan dan mengerjakannya, akan tetapi sifat orang fasiq tetap menutuskan dan meninggalkannya. Ada juga ulama yang mengatakan bahawa, Allah swt memerintahkan agar manusia menyambung perkataan dengan amalan. Akan tetapi di kalangan manusia telah memutuskan antara keduanya dengan hanya mengatakan tetapi tidak mengamalkan apa yang mereka katakan itu.

Maksud ayat
“dan membuat kerusakan di muka bumi” yakni mereka telah menyembah selain Allah swt dan melampaui batas dalam perbuatan disebabkan mereka lebih berminat menolak kebenaran menurut hawa nafsu mereka sendiri. Oleh kerana itu, barangsiapa yang membuat maksiat dan kejahatan di bumi Allah swt ini, maka ia termasuk di kalangan orang yang telah membuat kerosakkan di bumi ini. Oleh itu, kerosakkan dan keburukan yang wujud dan berlaku di bumi ini adalah disebabkan perbuatan jahat yang dilakukan oleh manusia sendiri, sepertimana firmanNya :

Maksudnya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia…Ar-Rum ayat 41.

Maksud ayat
“Mereka itulah orang-orang yang rugi”, yakni perbuatan yang mereka lakukan adalah sia-sia, tidak mempunyai keuntungan buat mereka di dunia dan di akhirat. Ulama juga mengatakan bahawa kerugian buat mereka adalah buat selama-lamanya dan seumur hidup mereka. Pastinya orang yang rugi tidak mendapat kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. Mereka hidup tanpa berkah dan rahmat daripada Allah swt. Di akhirat pula mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Ini menunjukkan orang-orang yang rugi pasti mendapat kecelakaan dan kebinasaan di akhirat. Mereka adalah golongan yang menolak dan berminat mencari agama selain dari Islam. Sepertimana firmanNya :

Maksud : Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Ali Imran ayat 85.

Begitu juga barangsiapa yang taat kepada orang-orang kafir nescaya ia akan menjadi orang yang rugi. FirmanNya :

Maksudnya : Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jaDialah kamu orang-orang yang rugi. Ali Imran ayat 149.

Oleh itu, barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah (dengan sebab ketaatannya) maka dia lah yang beroleh petunjuk; dan sesiapa yang disesatkan oleh Allah (dengan sebab keingkarannya) maka merekalah orang-orang yang rugi. Orang yang rugi pasti akan hilang segala-galanya, sama ada kebahagian mahupun ketenteraman diri. Wa Allahu `Alam.

1 komentar: