Translate

Senin, 26 Juli 2010

LAKUKAN AMALAN NI DI MALAM NISFU SYA'BAN

1. NIAT YANG PERTA

BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIM
Ya Allah Ya Tuhanku ampunilah segala Dosaku dan Dosa ibu bapaku dan Dosa keluargaku dan dosa jiranku dan Dosa muslimin dan muslimat, dan panjangkanlah umurku di dalam tha’at ibadat kepada engkau dan kuatkanlah imanku dengan berkat surat Yasiin.

2. NIAT YANG KE DUA

BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIM
Ya ALLAH YA TUHANKU ampunilah segala dosaku dan dosa ibu bapaku dan dosa keluargaku dan dosa jiranku dan dosa muslimin dan muslimat, dan peliharakanlah diriku dari segala kebinasaan dan penyakit, dan kabullanlah hajatku dengan berkat surat Yasiin.

3.NIAT YANG KETIGA

BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIM
YA ALLAH YA TUHANKU ampunilah segala dosaku dan dosa ibu bapaku dan dosa keluargaku dan dosa jiranku dan dosa muslimin dan muslimat, dan kayakanlah hatiku dari segala makhluk dan berilah aku dan kelurgaku dan jiranku HUSNUL KHATIMAH dengan berkat surat Yasiin.

** SESUDAH SELESAI MEMBACA TIAP2 SURAT YASIIN DI LANJUTKAN DI LANJUTKAN DGN DO’A: **
Di baca tiap2 selesai surat Yasiin…….**

* SESUDAH SELESAI SEMBAHYAN ISYA KEMUDIAN DI LANJUTKAN DENGAN SEMBAHYANG SUNAT HAJAT
:lafaz niatnya:
اصلى سنة الحاجة ركعتين لله تعالى
” aku sembahyang sunat hajat dua rakaat kerena Allah Ta’ala,

Setelah fatihat pada rakaat yang pertama di baca:
قل ياآيها الكفرون… الخ 11x
Rakaat kedua:
قل هو الله احد…الح
Di baca dalam sujud:
1_ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار….10x
2_ اللهم صل على محمد وعلى آله محمد 10x
3_سبحان الله و الحمد لله ولا اله الا الله و الله اكبر 10x
Sesudah salam baca shalawat Munjiyat (shalawat hajat) lima kali.

*DAN SUNAT TASBIH:
*CARA SEMBAHYANG SUNAT TASBIH*

ketentuan sambahyang tasbih pada dasarnya sama dgn sembahyang sunat lainya, baik bacaan maupun geraknya.
Bedanya hanyalah penambahan bacaan tasbih.

Jumlah raatnya adalah 4 rakaat dengan 1 kali salam atau 2 kali salam, tetapi yang lebih bagus di kerjakan siang hari dgn 1 kali salam dan jika malam hari dgn 2 kali salam.

Lafatz niatnya:
اصلى سنة التسبيح ركعتين (اربع ركعات) لله تعالى. الله اكبر
”Aku sembahyang sunat tasbih dua raat (4 rakaat) kerena Allah ta’ala”.

SELESAI FATIHAH BACA PADA RAAT PERTAMA:
الهكم التكاثر…..الخ
RAKAAT KE DUA:
والعصر ان الإنسان……الخ
RAKAAT KE TIGA:
قل يآايهاالكفرون…..الخ
RAKAAT KE EMPAT:
قل هو الله احد……الخ

Bacan tasbihnya ialah:
سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله اكبر (ولاحول ولاقوة الا بالله العلى العظيم).
Tempat membaca tasbih dan jumlahnya ialah:
(1) setelah bacaan surah (sebelum ruku’) 15 kalh.
(2) ketika ruku’ 10 kali.
(3) ketika berdiri 10 kali
(4) ketika sujud pertama, 10 kali
(5) ketika duduk antara dua sujud, 10 kali
(6) ketika sujud kedua, 10 kali.
( 7) ketika duduk istirahat sebelum berdiri sebelum berdiri atau sebelum membaca tasyahud, 10 kali,
Jadi, jumlah bacaan tasbih untuk setiap rakaat itu 75 kali. Dan jumlah bacaan tasbih dalam shalat tasbih adalah, 4×75=300 kali.
KETERANGAN:
Sambahyang tasbih sangat di anjurkan untuk mengerjakanya.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi: kpada paman baliau Abbas bin Abdul Muththalhb:
” jika paman dapat mengerjakanya sekali dalam sehari, maka kerjakanlan, jika tidak dapat kerjakanlah seminggu sekali!, jika tidak dapat kerjakanlah sebulan sekali!, jika tidak dapat kerjakanlah setahun sekali!, jika masih tidak dapat juga, maka kerjakanlah sekali dalam se umur hidup.” (Riwat Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu khuzaimah dalam kitab Shihnya dan juga oleh Thabrani).

Adapun fadhilat/hikmahnya,
Di antaranya, Allah ta’ala mengampuni dosa bagi orang yang mengerjakanya, baik dosanya yang awal dan yang akhir, yang lama dan yang baru, yang tampa sengaja dan yang sengaja, yang kecil dan yang besar, yang sembunyi dan yang terang-terangan.

DAN KALAU BISA DI LANJUTKAN DENGAN TASBIH NABIYULLAAH YUNUS:
لااله الا انت سبحانك اني كنت من الظالمين.sebnyak 2375 x kalau gak mampu lakuakn seikhlasmu bacaan ini dan banyakin istigfar dan sholatwat nabi
Wallahu Alam.

TATA CARA SHOLAT NISFU SYA'BAN DAN SHOLAT TASBEH

SAIF RIZA.SS.S.Hum

Karena dalam Malam Nisfu Sya'ban ada yang Niat Shalat Nisfu Sya'ban dan ada juga melakukan shalat Tasbih, maka saya akan menulis tata cara keduanya (semoga Allah memberikan petunjuk dan mengampuni apabila ada kekeliruan yang aku buat pada posting ini).



Shalat sunat Nisfu Sya'ban

Niatnya : Usholli sunnatan nisfu sya'ban rok'ataini (imaaman/ma'muuman) lillahi ta'alaa. Allaahu akbar (Aku niat shalat sunat nisfu sya'ban 2 rakaat (menjadi imam/makmum) karena Allah Ta'ala. Allahu akbar.
Banyaknya : 100 rakaat (50 kali salam) lebih baik berjamaah.
Bacaannya: Setiap rakaat setelah Fatihah membaca surat al-Ikhlas (Qulhu walloohu ahad) 10 kali
Waktunya : Setelah shalat sunat ba'diyah Maghrib kemudian dilanjutkan setelah Isya (Fardhu Maghrib, dzikir, ba'diyah Maghrib, Nisfu Sya'ban, masuk Isya, shalat sunat qobliyah Isya, Fardhu Isya, Ba'diyah Isya, dzikir, lanjutan Nisfu Sya'ban;).

Do'a setelah shalat sunat Nisfu Sya'ban:
Image

Artinya : "Ya Allah! Tuhan yang membangkitkan dan tak ada yang sanggup membangkitkan kecuali Dia, ya Tuhan yang Maha Luhur dan Agung dan yang Maha Pemurah memberi nikmat-nikmat. Tidak ada Tuhan yang lain melainkan Engkau yang menolong orang-orang yang memohon pertolongan dan melindungi orang-orang serta menga¬mankan dari sekalian yang dikhawatirkan dan ditakuti.

Ya Allah andai kata telah ditakdirkan di sisi Mu akan daku dalam buku Azaly, bahwa aku celaka dan sedikit rezeki, terusir dan diharamkan akan daku maka hapuskanlah (apa-apa yang tercatat/tertulis dalam buku Azaly itu) dengan kemurahan-Mu. Dan tetapkanlah di sisi-Mu dalam buku Azaly itu (tukarkanlah akan keadaan di azalyku itu) dengan kebahagiaan lagi memperoleh rezeki yang dipergunakan untuk kebaikan, sesungguhnya Engkau berkata dan kata-kata-Mu adalah benar; sebagaimana tercantum di dalam Kitab-Mu yang Engkau turunkan atas lisan Nabi-Mu yang diutus (Muhammad saw.), "Yakni dihapuskan Allah barang yang dikehendakinya (perkataan/pernyataan yang menyimpang) dan ditetapkan-Nya di sisi-Nya di Azaly".

Ya Allah dengan keagunganMu pada malam Nisfu Sya'ban yang mulia / berkat ini, yang memisahkan kepadanya tiap-tiap perkara/keadaan dan urusan yang tepat dan yang dipastikan, hindarkan ya Allah kami dari bala'i/musibah yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui dan Engkaulah yang lebih mengetahui dengannya, sesungguhnya Engkau Maha Agung dan Pemurah ". Washallallahu 'alaasayyidina Muhammadin wa alaa aalihii washohbihii wasallam. Walhaldulillahi robbil 'alamiin.



Adapun tata cara mengerjakan shalat TASBIH adalah sebagai berikut:

1. Empat Rakaat
Dimalam hari dikerjakan dengan dua salam. Di siang hari boleh dua salam dan boleh satu salam (dengan satu tahiyat).

2. Dilaksanakan tanpa berjama'ah
tetapi sendiri-sendiri dan boleh secara serempak oleh orang banyak dalam waktu dan tempat yang sama, asalkan tidak ada imam dan tidak ada makmum.

3. Lafadz niatnya adalah sebagai berikut :
"Usholli sunnatat tasbiihi rok'ataini lillahi ta'ala."

4. Surat Al-Qur'an yang dibaca setelah surat Al-Fatiha, boleh surat apa saja.

5. Membaca tasbih sebanyak 75 kali setiap rakaat.
Bacaan tasbih yang dimaksud ialah: Subhaanallah walhamdu lillah ilaaha ilallahu wallahu akbar"

6. Tasbih tersebut dibaca pada tempat-tempat:
a. Di waktu berdiri.
Sesudah membaca Surat Al-Fatihah dan surat Al-Qur'an lainya, membaca tasbih sebanyak 15 kali.
b. Di waktu ruku'
Sesudah membaca do'a ruku, membaca tasbih sebanyak 10 kali.
c. Didalam I'tidal (berdiri setelah ruku')
sesudah membaca do'a I'tidal, membaca tasbih sebanyak 10 kali.
d. Di dalam sujud pertama.
Sesudah membaca do'a sujud membaca tasbih sebanyak 10 kali.
e. Di dalam duduk iftirosy (duduk antara dua sujud).
Sesudah membaca do'a duduk iftisory,membaca tasbih sebanyak 10 kali.
f. Di dalam sujud ke dua.
Sesudah membaca do'a sujud membaca tasbih sebanyak 10 kali.
g. Di dalam duduk istirahat.
- Sesudah sujud kedua, bangun dengan membaca takbir untuk duduk istirahat dan membaca tasbih sebanyak 10 kali, kemudian berdiri lagi untuk rakaat ke dua.
- Pada posisi rakaat terakhir, bacaan tasbih 10 kali dibaca ketiak duduk tahiyat akhir sebelum membaca do'a/dzikir tahiyat dan tasyahud.

PERBUATAN ATAU AMALAN-AMALAN DI BULAN SYA'BAN

SAIF RIZA ABABIL.SS.S.Hum



Menurut sebagian besar Ulama, antara lain adalah dengan memperbanyak ibadah dan shalat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan shalat malam berjamaah, menurut sebagian Ulama, Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.

Bagi yang mau mengamalkannya, Malam Nifsu Sya’ban Insya Allah jatuh pada hari ini Senin malam tanggal 26 Juli 2010 . INSYA ALLAH !! Apabila anda semua berniat mengubah catatan rizki dan takdir di dalam buku besar Allah menjadi lebih baik dan memohon ampun atas dosa2 yang telah kita perbuat maka dibawah ini ada petunjuknya menurut sebagian Ulama, yaitu antara lain:

1. Sholat fardlu Maghrib
2. Membaca Surah Yassin 3 kali
3. Membaca doa Nifsu Sya’ban
4. Menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan memperbanyak dzikir, shalawat, doa dan istighfar.

Adapun apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat, Hadistnya oleh sebagian ahli hadist dianggap sahih, namun sebagian menganggap dhaif.
Namun demikian dalam urusan shalat sunnah, kata Nabi SAW, boleh kita tambahi jumlahnya dan boleh kita kurangi sesuai kemampuan kita.

DOA MALAM NISFU SYA’BAN

Sahabatku,
Setelah di malam nisfu sya’ban disunnahkan untuk menyampaikan doa/keinginan anda dimalam dan insya Allah akan dikabulkan.

Mengenai doa di malam nisfu sya’ban menurut sebagian ulama adalah adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 berikut :

Hadist Pertama

Rasulullah saw bersabda,: “Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam nisfu sya’ban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)

Hadist Kedua

Berkata Aisyah ra : “disuatu malam aku kehilangan Rasul saw, dan kutemukan beliau saw sedang di pekuburan Baqi’, beliau mengangkat kepalanya kearah langit, seraya bersabda : “Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak lebih dari jumlah bulu anjing dan domba” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)

PENDAPAT ULAMA BESAR

Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata, “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)

Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab adalah pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).

Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat kepada Nabi saw, karena ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)

Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat kepada Nabi saw, karena ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)

Berdasarkan fatwa ulama besar di atas, maka kita memperbanyak doa di malam itu, jelas pula bahwa doa tak bisa dilarang kapanpun dan dimanapun, bila mereka yang melarang doa maka hendaknya mereka menunjukkan dalilnya?.

Demikian juga tentang do’a khusus untuk malam nisfu Sya’ban seperti do’a di bawah ini, ada ikhtilaf (perbedaan) dikalangan Ulama dan para ahli hadist. Jadi selain DOA NISFU SYA’BAN di bawah boleh juga dengan do’a-do’a umum terutama do’a yang ada di Al Qur’an dan Al Hadist.

Namun demikian, di bawah ini adalah Do’a malam Nisfu Sya’ban yang diamalkan oleh sebagian Ulama dan Anda boleh ikut mengamalkannya

DOA NISFU SYA’BAN:

“ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ‘ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WALIN’AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII ‘INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ‘ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ‘ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA ‘INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AA’DHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA’BAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ‘ANNII MINAL BALAA I MAA A’LAMU WA MAA LAA A’LAM WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

artinya:
“Ya Allah Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi nikmat atasMU. Ya Allah Pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku Pemilik kekayaan dan Pemberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah tempat bersandar. Engkaulah tempat berlindung dan padaMUlah tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika sekiranya Engkau telah menulis dalam buku besarMU bahwa adalah orang yang tidak bebahagia atau orang yang sangat terbatas mendapat nikmatMU, orang yang dijauhkan daripadaMU atau orang yang disempitkan dalam mendapat rizki, maka aku memohon dengan karuniaMU, semoga kiranya Engkau pindahkan aku kedalam golongan orang-orang yang berbahagia, mendapat keluasan rizki serta diberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitabMU yang telah diturunkan kepada RasulMU, dan perkataanMU adalah benar, yang berbunyi: Allah mengubah dan menetapkan apa-apa yang dikehendakiNYA dan padaNYA sumber kitab. Ya Allah, dengan tajalliMU Yang Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka aku memohon semoga kiranya aku dijauhkan dari bala bencana, baik yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah Yang Mahamengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap limpahan rahmatMU ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.”

Sahabatku,
Perlu saya tekankan di sin, tidak ada larangan dari Rasul untuk berdoa di malam Nisfu Sya’ban, justru pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan munkar, sebagaimana sabda Rasulullah saw : “sungguh sebesar besarnya dosa muslimin dg muslim lainnya adalah pertanyaan yg membuat hal yg halal dilakukan menjadi haram, karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim)

KESIMPULAN

Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca’an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. Amiin.


“Utamakan SEHAT untuk duniamu, Utamakan AKHLAK dan SHALAT untuk akhiratmu”

Selasa, 20 Juli 2010

BANYAK BEBERAPA ULAMA DAN UMAT ISLAM SALAH PAHAM DAN SALAH MENERANGKAN DALAM HADITS TETANG DOA RASUL MINTA MISKIN

MARI KITA SIMAK PELAN-PELAN TENTANG MASALAH YANG BERPANJANG BAHKAN BERABAD ABAD
DI REMEHKAN INI, PADAHAL INI MSALAH BESAR BUAT PERKEMBANGAN UMAT KEDEPAN

Diantara sekian banyak do'a-do'a yang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ajarkan kepada umatnya adalah do'a dibawah ini :

"Allahumma ahyinii miskiinan, wa amitnii miskiinan, wahsyurnii fii jumratil masaakiin".

"Artinya : Ya Allah ! Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang miskin".

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah (no. 4126) dan lain-lain. Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini derajatnya : hasan. [Lihat pembahasannya di kitab beliau : Irwaul Ghalil (no. 861) dan Silsilah Shahihah (no. 308)]

Setelah kita mengetahui bahwa hadits ini sah datangnya dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka sekarang perlu kita mengetahui apa maksud sebutan miskin dalam lafadz do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas. Yang sangat saya sesalkan diantara saudara-saudara kita (tanpa memeriksa lagi keterangan Ulama-ulama kita tentang syarah hadits ini khususnya tentang gharibul hadits) telah memahami bahwa miskin di sini dalam arti yang biasa kita kenal yaitu : Orang-orang yang tidak berkecukupan di dalam hidupnya atau orang-orang yang kekurangan harta. Dengan arti yang demikian maka timbulah kesalah pahaman di kalangan umat terhadap do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, akibatnya :

[1]. Do'a ini tidak ada seorang muslimin pun yang berani mengamalkannya, atau paling tidak sangat jarang sekali, lantaran menurut tabi'atnya manusia itu tidak mau dengan sengaja menjadi miskin.

[2]. Akan timbul pertanyaan : Mengapa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh umatnya menjadi miskin ? Bukankah di dalam Islam ada hukum zakat yang justru salah satu faedahnya ialah untuk memerangi kemiskinan ? Dapatkah hukum zakat itu terlaksana kalau kita semua menjadi miskin ? Dapatkah kita berjuang dengan harta-harta kita sebagaimana yang Allah Subhanahu wa ta'ala perintahkan kalau kita hidup dalam kemiskinan ?.

Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dari berburuk sangka kepada Nabi-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam.

[3]. Ada jalan bagi musuh-musuh Islam untuk mengatakan : “Bahwa Islam adalah musuh kekayaan !?”

Padahal yang betul maksud miskin di dalam do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ini ialah : "Orang yang khusyu dan mutawaadli (orang yang tunduk dan merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala)". Sebagaimana hal ini telah diterangkan oleh Ulama-ulama kita :

[1]. Imam Ibnul Atsir di kitabnya An-Nihaayah fi Gharibil Hadits (2/385) mengatakan :

"Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin ..... Yang dikehendaki dengannya (dengan miskin tersebut) ialah : tawadlu' dan khusyu', dan supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong dan takabur".

[2]. Di kitab kamus Lisanul Arab (2/176) oleh Ibnu Mandzur diterangkan, asal arti miskin di dalam lughah/bahasa ialah = al-khaadi' (orang yang tunduk), dan asal arti faqir ialah : Orang yang butuh. Lantaran itu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a : Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin .....

Yang dikehendaki ialah : tawadlu' dan khusyu'. dan supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong dan takabur. Artinya : Aku merendahkan diriku kepada Mu wahai Rabb dalam keadaan berhina diri, tidak dengan sombong.

Dan bukanlah yang dikehendaki dengan miskin di sini adalah faqir yang butuh (harta).

[3]. Imam Baihaqi mengatakan :"Menurutku bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah meminta keadaan miskin yang maknanya kekurangan tetapi beliau meminta miskin yang maknanya tunduk dan merendahkan diri (khusyu' dan tawadlu'). [Lihat kitab : Sunatul Kubra al-Baihaqi 7/12-13 dan Taklhisul-Habir 3/109 No. 1415 oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar]

[4]. Demikian juga maknanya telah diterangkan oleh al-Imam Ghazali di kitabnya yang mashur Al-Ihya' (4/193). [Baca juga syarah Ihya' (9/272) oleh Imam Az-Zubaidy]

[5]. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan :"Hidupkanlah aku" dalam keadaan khusyu' dan tawadlu'. [Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah 18/382 bagian kitab hadits]

Beliau juga mengatakan (hal. 326) : ".... bukanlah yang dikehendaki dengan miskin (di hadits ini) tidak mempunyai harta ..."

[6]. Imam Qutaibi juga mengatakan khusyu' dan tawadlu' [Ta'liq Sunan Ibnu Majah (no. 4126) oleh Ustadz Muhammad Fuad Abdul Baqi]

Kemudian periksalah kitab-kitab dibawah ini :

[7]. Tuhfatul Ahwadzi Syarah Tirmidzi (7/19-20 No. 2457) oleh Imam Al-Mubaarakfuri.
[8]. Faidhul Qadir Syarah Jami'us Shaghir (2/102) oleh Imam Manawi.
[9]. Al-Majmu' Syarah Muhadzdzab (6/141-142) oleh Imam Nawawi.
[10]. Shahih Jami'us Shaghir (no. 1271) oleh Al-Albani.
[11]. Maqaashidul Hasanah (no. 166) oleh Imam As-Sakhawi.

Setelah kita mengetahui keterangan ulama-ulama kita tentang maksud miskin dalam do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas baik secara lughah/bahasa meupun maknanya, maka hadits tersebut artinya menjadi :

"Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu' dan tawadlu', dan matikanlah aku dalam keadaan khusyu' dan tawadlu', dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang yang khusyu' dan tawadlu".

Rasanya kurang lengkap kalau di dalam risalah ini (sebagai penguat keterangan di atas) saya tidak menerangkan dua masalah yang perlu diketahui oleh saudara-saudara kaum muslimin.

Pertama : Bahwa Islam adalah agama yang memerangi atau memberantas kefakiran dan kemsikinan di kalangan masyarakat. Hal ini dengan jelas dapat kita ketahui.

[1]. Di dalam Islam tedapat hukum zakat (satu pengaturan ekonomi yang tidak terdapat pada agama-agama yang lain kecuali Islam). Sedangkan yang berhak menerima bagian zakat di antaranya orang-orang yang fakir dan miskin (At-Taubah : 60). Kalau saja zakat ini dijalankan sesuai dengan apa yang Allah Subhanahu wa ta'ala perintahkan dan menurut sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, niscaya tidak sedikit mereka yang tadinya hidup dalam kemiskinan -setelah menerima bagian zakatnya- akan berubah kehidupannya bahkan tidak mustahil kalau di kemudian hari merekalah yang akan mengeluarkan zakat. Allah Subhanahu wa ta'ala telah berfirman :

"Artinya : Agar supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang yang kaya saja dari kamu". [Al-Hasyr : 7]

[2]. Islam memerintahkan memperhatikan keluarga (ahli waris) yang akan ditinggalkan, supaya mereka jangan sampai hidup melarat yang menadahkan tangan kepada manusia. Kita perhatikan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Artinya : Sesungguhnya engkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya (cukup) lebih baik dari pada engkau tinggalkan mereka hidup melarat/miskin yang menadahkan tangan-tangan mereka kepada manusia (meminta-minta)". [Hadits Riwayat Bukhari 3/186 dan Muslim 5/71 dan lain-lain]

[3]. Bahkan Islam mencela kalau ada seorang mukmin yang hidup dalam keadaan cukup sedangkan tetangganya kelaparan dan dia tidak membantunya, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam :

"Artinya : Bukanlah orang yang mukmin itu yang (hidup) kenyang, sedangkan tetangganya (hidup) lapar di sebelahnya". [Hadits Shahih Riwayat Bukhari di kitabnya Adabul Mufrad, dan lain-lain]

Maksudnya : Tidaklah sempurna keimanan sorang muslim itu apabila ia makan dengan kenyang sedangkan tetangganya di sebelahnya kelaparan (kalau hal ini ia ketahui dan ia tidak membantunya dengan memberi makan kepada tetangganya).

[4]. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dari hidup dalam kefakiran dan kelaparan.

"Artinya : Dari Aisyah (ia berkata) : Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berdo'a dengan do'a-doa ini : Allahumma dan seterusnya..(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah neraka dan azab neraka, dan dari fitnah kubur dan azab kubur, dan dari kejahatan fitnah (cobaan) kekayaan, dan dari kejahatan fitnah (cobaan) kefakiran ...." [Shahih Riwayat Bukhari (7/159, 161). Muslim (8/75 dan ini lafadznya), Abu Dawud (no. 1543), Ibnu Majah (no. 3838), Ahmad (6/57, 207), Tirmidzi, Nasa'i, Hakim (1/541) dan Baihaqi (7/12).]

Kemudian Hadits Abi Hurairah :

"Artinya : Bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kefakiran, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kekurangan dan kehinaan, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari menganiaya atau dianiaya". [Shahih Riwayat Abu Dawud (no. 1544), Ahmad (2/305,325). Nasa'i, Ibnu Hibban (no. 2443). Baihaqi (7/12)]

"Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kelaparan, karena sesungguhnya keleparan itu seburuk-buruk teman berbaring, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari khianat, karena sesungguhnya khianat itu seburuk-buruk teman". [Shahih Riwayat Abu Dawud (no. 1547). Nasa'i dan Ibnu Majah (no. 3354).]

Hadits Abi Bakrah Nufai' bin Haarits : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan do'a ini di akhir salat:

"Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran dan azab kubur". [Hadits Shahih atas syarat Muslim di keluarkan oleh Imam Ahmad bin Hambal (5/36,39 dan 44) dan Nasa'i]

Hadits Anas bin Malik : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan dalam do'anya :

"Artinya : ....Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kefakiran/miskin dan kekafiran ......". [Hadits Shahih atas syarat Bukhari, dikeluarkan oleh Imam Hakim (1/530). dan Imam Ibnu Hibban (no. 2446).]

Kedua : Islam tidak menjadi musuh kekayaan asalkan si kaya seorang yang taqwa.

Bahkan dengan kekayaan itu seorang dapat memperoleh ganjaran yang besar dan derajat yang tinggi seperti berjihad dengan harta sebagaimana yang Allah perintahkan, menunaikan zakat harta, infaq dan shadaqah, ibadah haji, mendirikan masjid-masjid, pesantren dan sekolah-sekolah Islam, membantu anak yatim dan perempuan-perempuan janda dan lain-lain yang membutuhkan harta dan kekayaan.

Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam pernah mendo'akan Anas bin Malik :

"Artinya : Ya Allah ! Banyakkanlah hartanya dan anak-anaknya serta berikanlah keberkahan apa yang Engkau telah berikan kepadanya". [Hadits Riwayat Bukhari (7/152, 154,161 dan 162). dan lain-lain]

Hadits ini mengandung beberapa faedah.
[1]. Bahwa harta itu adalah salah satu nikmat Allah Subhanahu wa ta'ala.

[2]. Bahwa banyak harta itu tidak tercela atau mengurangi ibadahnya, asalkan dia memang seorang yang taqwa. Bahkan hadits ini kita dapat mengetahui bahwa banyak harta itu merupakan suatu kebaikan dan nikmat dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Karena tidak mungkin Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendo'akan kecelakaan kepada salah seorang shahabat dan pembantunya seperti Anas bin Malik kalau tidak menjadi kebaikan baginya !.

[3]. Boleh mendo'akan seseorang supaya banyak hartanya dengan penuh keberkahan.

[4]. Dari hadits ini kita mengetahui bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyukai mempunyai anak banyak.

[5]. Hadits ini menerangkan tentang keutamaan Anas bin Malik yang telah terbukti dalam tarikh -berkat do'a Nabi- tidak seorangpun dari shahabat Anshar yang paling banyak harta dan anak selain dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada shahabatnya Hakim bin Hizaam : "Wahai Hakim! Sesungguhnya harta ini indah (dan) manis, maka barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang baik, niscaya mendapat keberkahan, dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang tamak, niscaya tidak mendapat keberkahan, dan ia seperti orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang, dan tangan yang diatas (yang memberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (yang meminta)". [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim )

CARA MENDIDIK AGAR ANAK-ANAK KITA SELAMAT DUNIA AKHIRAT

PESAN DARI SAYA. TOLONG LANGSUNG DI CEK PADA AYAT QUR AN TERJEMAH, JIKA ADA AYAT-AYAT YANG TIDAK DI SEBUTKAN, SEBAB WNDOWS ARABIC ANA LAGI ERROR.

BISMILAHIRRAHMANIRRAHIM

Anak merupakan salah satu anugerah terbesar yang dikaruniakan Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Kehadiran seorang anak dalam sebuah rumah tangga akan menjadi generasi penerus keturunan dari orang tuanya.

Rasulullah SAW dalam sebuah riwayat pernah berkata, ''Sesungguhnya, setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan suci (fithrah, Islam). Dan, karena kedua orang tuanyalah, anak itu akan menjadi seorang yang beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.''

Penjelasan ini menegaskan bahwa sesungguhnya setiap anak yang dilahirkan itu laksana sebuah kertas putih yang polos dan bersih. Ia tidak mempunyai dosa dan kesalahan serta keburukan yang membuat kertas itu menjadi hitam. Namun, karena cara mendidik orang tuanya, karakter anak bisa berwarni-warni: berperangai buruk, tidak taat kepada kedua orang tuanya, dan tidak mau berbakti kepada Allah SWT.

Dalam Alquran atau hadis Nabi Muhammad SAW, telah diterangkan tentang tata cara mendidik anak. Di antaranya adalah harus taat dan patuh kepada kedua orang tuanya, tidak menyekutukan Allah, tidak membantah perintah-Nya, tidak berbohong, dan sebagainya. [Lihat QS 9:23, 17:23, 17:24, 29:8, 31:15, 37:102, 2:83, 4:36, 6:151, 12:99, 12:100, 17:23, 17:24, 19:14, 19:32, 29:8, 31:14, 46:15].

Apabila telah dewasa, seorang anak berkewajiban untuk memberi nafkah kepada kedua orang tuanya [2:215, 30:38], anak juga berkewajiban memberikan nasihat kepada orang tua [QS 19:42, 19:43, 19:44, 19:45], mendoakannya [QS 14:41, 17:23, 17:24, 19:47, 26:86, 31:14, 71:28], serta memelihara dan merawatnya ketika mereka sudah tua [QS 17:23, 17:24, 29:8, 31:14, 31:15, 46:15].

Pendidikan anak
Berkenaan dengan cara mendidik anak ini, Abdullah Nashih Ulwan merumuskan tata cara mendidik anak dengan baik dan benar. Sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah Rasulullah SAW. Secara lengkap, ia menuliskannya dalam sebuah kitab yang berjudul Tarbiyah al-Awlad fi al-Islam (Pendidikan Anak Menurut Islam).

Secara umum, isi kitab ini sangat mendasar, padat, komprehensif, dan lengkap dengan petunjuk praktis dalam mendidik dan membimbing seorang anak agar menjadi anak yang saleh.

Secara lebih khusus lagi, setidaknya ada dua persoalan inti dari karya Abdullah Nashih Ulwan ini. Pertama, visinya tentang makna pendidikan. Menurut Ulwan, pendidikan bukan sekadar perlakuan tertentu yang diberikan kepada anak untuk mencapai sebuah tujuan.

Kedua, visi tentang pendidikan anak. Dalam pandangan Ulwan, setiap anak memiliki kehidupan sosial, biologis, intelektual, psikis, dan seks. Dalam kehidupan sosial, setiap anak pasti terlibat dengan berbagai pihak, seperti orang tua, guru, tema, tetangga, dan orang dewasa. Dan, anak tidak dengan sendirinya dapat berhubungan dengan berbagai pihak itu sesuai atau selaras dengan tuntunan Alquran dan sunah (Islam). Karena itulah, kata Ulwan, setiap anak memerlukan bimbingan dan nasihat agar mereka bisa berjalan dengan lurus.

Pernikahan
Dari kedua visi yang dimaksudkan Ulwan, terutama pada visi pertama mengenai pendidikan, ia memulainya dengan bab pernikahan. Tentu, ada pertanyaan besar, mengapa masalah pernikahan ditempatkan pada urutan pertama mengenai pendidikan anak dalam kitab ini?

Bagi Ulwan, pernikahan adalah awal mula terjadinya hubungan dan interaksi antara seorang suami dan istri dalam melanjutkan garis keturunan. Ulwan tidak membatasi pernikahan itu pada hubungan ragawi antara seorang pria dan wanita belaka. Ia lebih menyingkap makna pernikahan dalam rangka keberadaan atau eksistensi manusia, menyangkut kemaslahatan hidup pasangan suami istri.

Kemaslahatan hidup yang damai, indah, tenteram, dan bahagia baru bisa diwujudkan dari sebuah pernikahan. Sebab, dari pernikahan akan terjadi peningkatan tanggung jawab, baik sebagai seorang suami dan istri maupun sebagai pasangan ayah dan ibu (orang tua). Karena itulah, jelas Ulwan, sebelum menikah, seorang suami atau istri harus mencari pasangan yang berasal dari keluarga yang baik, taat beragama, kaya, dan gagah (tampan, cantik). Tujuannya agar dapat terwujud keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Sebuah pernikahan sangat berkaitan erat dengan keturunan (anak). Anak merupakan pelanjut (penerus) eksistensi sebuah keluarga. Karena itu, Islam mengajarkan pula agar sebelum menikah hendaknya dapat diketahui keluarga pasangan mempunyai keturunan yang banyak (mudah melahirkan, tidak mandul).

Abdullah Nashih Ulwan menempatkan pernikahan sebagai prasyarat untuk menyelenggarakan pendidikan anak secara Islami. Prasyarat lainnya adalah kasih sayang yang harus tercermin pada seluruh perilaku orang tua dalam berhubungan dengan anak yang sekaligus dipersepsikan oleh anak sebagai ungkapan kasih sayang dari orang tuanya.

Sejak dini
Ulwan menambahkan, prasyarat pendidikan harus dimulai sejak dini. Ketika anak masih berada dalam kandungan, seorang ibu harus rajin mengajarkan akhlak yang positif. Selanjutnya, ketika anak telah dilahirkan ke dunia, langkah awal adalah dengan dilantunkannya kalimat tauhid (azan pada telinga kanan dan iqamat di telinga kiri). Kemudian, orang tua berkewajiban untuk memberikan nama yang baik pada anak, melakukan akikah (pemotongan hewan dan rambut anak), mengkhitankannya, dan menyekolahkannya.

Hal tersebut, kata pengarang kitab ini, merupakan manifestasi dari kepedulian orang tua terhadap anak dalam mendidiknya, yang dimulai sejak dari kandungan, saat kelahiran, hingga ia mulai beranjak dewasa. Dan, pendidikan pada anak ini harus dilakukan secara simultan dan berkesinambungan, tanpa henti.


Belajar dari Kehidupan

Menurut Abdullah Nashih Ulwan, ketika seorang anak telah lahir, mulai saat itulah pendidikan pada anak diberikan secara lebih intensif. Sebab, pendidikan yang kurang dari kedua orang tuanya dapat membuat anak terpengaruh dengan lingkungannya.

Mengutip kata-kata Dorothy Law Nolte, setiap anak akan belajar dari kehidupannya. Berikut pandangan Dorothy Law Nolte bila anak dibesarkan dengan berbagai sikap dari kehidupan.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.


Mengembangkan Kepribadian dan Jiwa Sosial Anak

Sebagaimana dikatakan Dorothy Law Notle, seorang anak akan senantiasa belajar dari kehidupannya. Bila kehidupannya mengajarkan sesuatu yang baik, anak pun akan turut menjadi baik. Sebaliknya, bila lingkungan dan kehidupannya mengajarkan anak perbuatan buruk, sikap dan tindakan kesehariannya pun akan buruk pula.

Dalam kitab Tarbiyah al-Awlad fi Al-Islam karya Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan anak khususnya tentang kepribadian dan jiwa sosial anak sangat penting. Sebab, dari kepribadian dan jiwa sosialnya akan terbentuk karakter anak tersebut.

Dalam visinya tentang pendidikan anak, Ulwan membagi cara pendidikan anak dalam beberapa hal. Di antaranya adalah kehidupan biologis, intelektual, psikis, sosial, dan seks. Dalam kehidupan biologis, orang tua berkewajiban memerhatikan kesehatan mental dan jiwa anak. Anak berhak mendapatkan makanan, minuman, tempat tidur, pakaian, olahraga, dan kesegaran jasmani dari kedua orang tuanya.

Sementara itu, dalam kehidupan intelektual, orang tua berkewajiban memasukkan anak pada lembaga pendidikan (sekolah) yang sesuai dengan kemampuan anak. Anak memiliki akal sehat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan (ilmu). Potensi ini memberikan dorongan kepada anak untuk mengembangkan diri dan kepribadiannya.

Dari sisi kehidupan psikis, Ulwan menyoroti sifat negatif dan positif yang sering dijumpai pada anak. Sifat negatif di antaranya malu tidak pada tempatnya, takut, rendah diri, marah, hasut, iri hati, dan lain sebagainya. Sifat negatif ini akan diimbangi oleh sifat positif, seperti rasa cinta dan kasih sayang serta keadilan.

Kehidupan sosial
Dalam kehidupan sosial, Ulwan memandang bahwa setiap anak akan terlibat dalam kehidupan pihak lain (orang tua, teman, guru, tetangga, dan masyarakat). Dan, ia sangat bergantung pada kehidupannya itu.

Dalam pandangan Ulwan, segi kehidupan sosial anak itu meliputi semangat persaudaraan, kasih sayang, toleransi, pemaaf, berpegang pada keyakinan (kebenaran), dan tanggung jawab.

Kemudian, dalam pergaulan sehari-hari, anak akan belajar kaidah kehidupan, seperti etika makan, minum, tidur, belajar, hormat pada orang tua, teman, tetangga, orang yang lebih dewasa, dan lainnya.

Yang tak kalah pentingnya dari kehidupan sosial ini adalah pendidikan seks. Menurut Ulwan, yang dimaksud pendidikan seks adalah masalah mengajarkan, memberi pengertian, dan menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan seks, naluri, dan perkawinan pada anak sejak akalnya tumbuh dan siap memahami hal-hal di atas. Hal itu diajarkan sesuai dengan tuntunan Alquran atau sunah Rasulullah SAW.

Dalam pandangan Ulwan, ada beberapa cara dalam mengajarkan pendidikan seks pada anak. Ia membagi cara pengajaran pendidikan seks pada anak dalam beberapa tingkatan.
(1) Untuk anak berusia 7-10 tahun, anak diajari tentang sopan santun dan meminta izin masuk rumah orang lain dan santun cara memandang.
(2) Pada usia 10-11 tahun, ketika anak memasuki masa pubertas, anak harus dijauhkan dari hal-hal yang dapat membangkitkan hawa nafsu dan birahinya.
(3) Pada usia 14-16 tahun, yang disebut dengan usia remaja, anak harus diajari etika bergaul dengan lawan jenis bila ia sudah matang untuk menempuh perkawinan.
(4) Setelah melewati masa remaja, yang disebut dengan masa pemuda, anak harus diajari etika menahan diri bila ia tidak mampu kawin. Rasulullah SAW mengajarkan berpuasa.
(5) Pada usia yang sudah cukup, segeralah menikahkan anak.

Bolehkah mengajarkan pendidikan seks pada anak sejak usia dini? Pertanyaan ini kerap diajukan masyarakat mengenai pendidikan seks pada anak. Mereka khawatir bila pendidikan seks diajarkan sejak dini, setiap anak akan mencoba melakukannya. Apalagi, tidak setiap saat anak berada dalam pengawasan.

Menurut Ulwan, boleh saja mengajarkan pendidikan seks pada anak sejak usia dini. Namun, harus dengan cara yang benar dan hati-hati. Menurutnya, ada pendidikan seks yang boleh diajarkan sejak dini dan ada yang tidak perlu disampaikan. Karena itu, jelas Ulwan, dibutuhkan kehati-hatian orang tua dalam mengajarkan pendidikan seks.

Sumber: www.republika.co.id

KENAPA ANDA TAKUT DENGAN KEMISKINAN



jadikan romadahan untuk mengali dan mengetahui beberapa kesalahan dan kekurangan kita demi membenah diri.
Oleh saif Riza Ababil.Ss.S.Hum

tulisan ini kupersembahkan demi nambut romadhan 2010/ 1431 M.

Kebanyakan manusia takut terjatuh ke dalam kemiskinan. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk menghindarinya. Mereka begitu sedih dan berduka cita ketika mengalami kekurangan harta. Bahkan sampai-sampai di antara mereka ada yg menukar agamanya hanya utk mendapatkan sebagian harta benda duniawi. Seperti datang ke dukun paranormal dan yg sejenisnya utk meminta jimat jampi-jampi dan sejenisnya kepada mereka. Atau memelihara/meminta bantuan makhluk halus dalam rangka mendapat kekayaan.

Dengan ini mereka telah menjual aqidah dan agamanya dgn kesenangan duniawi yg rendah dan sesaat. Nas`alullaahas salaamah wal ‘aafiyah.Benarkah kemiskinan yg perlu kita takutkan? Benarkah kemiskinan yg dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atas ummatnya?عَنْ عَمْرو بْنِ عَوْفٍ الأَنْصَارِيِّ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ بَعَثَ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ إِلَى الْبَحْرَيْنِ يَأْتِي بِجِزْيَتِهَا، فَقَدِمَ بِمَالٍ مِنَ الْبَحْرَيْنِ، فَسَمِعَتِ الأَنْصَارُ بِقُدُوْمِ أَبِي عُبَيْدَةَ، فَوَافَوْا صَلاَةَ الْفَجْرِ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ، فَلَمَّا صَلَّى رَسُوْلُ اللهِ، اِنْصَرَفَ، فَتَعَرَّضُوْا لَهُ، فَتَبَسَّمَ رَسُوْلُ اللهِ حِيْنَ رَآهُمْ، ثُمَّ قَالَ: } فَقَالُوْا: أَجَل يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَقَالَ: {{أَبْشِرُوْا وَأَمِّلُوْا مَا يَسُرُّكُمْ، فَوَاللهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوْهَا كَمَا تَنَافَسُوْهَا، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ}}Dari ‘Amr bin ‘Auf Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Abu ‘Ubaidah Ibnul Jarrah radhiyallahu ‘anhu ke negeri Bahrain utk mengambil upeti dari penduduknya . Lalu dia kembali dari Bahrain dgn membawa harta. Maka orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu ‘Ubaidah. Lalu mereka bersegera menuju masjid utk melaksanakan shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat beliau pun berpaling . Lalu mereka menampakkan keinginannya terhadap apa yg dibawa Abu ‘Ubaidah dalam keadaan mereka butuh kepadanya.

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tersenyum ketika melihat mereka.Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Aku menduga kalian telah mendengar bahwa Abu ‘Ubaidah telah datang dgn membawa sesuatu dari Bahrain. Maka mereka menjawab Tentu Ya Rasulullah. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Bergembiralah dan harapkanlah apa-apa yg akan menyenangkan kalian. Maka demi Allah! Bukan kemiskinan yg aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka. {HR. Al-Bukhariy no.3158 dan Muslim no.2961}Jangan Takut dgn Kemiskinan!Ketika Abu ‘Ubaidah kembali dgn membawa harta dari negeri Bahrain terdengarlah hal ini oleh orang-orang Anshar. Lalu mereka pun bersegera mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam utk melaksanakan shalat shubuh. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat mereka menampakkan keinginannya terhadap apa yg dibawa Abu ‘Ubaidah dalam keadaan mereka butuh kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tersenyum yakni tertawa tanpa mengeluarkan suara. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum krn mereka datang dalam keadaan mengharapkan harta.Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Aku menduga kalian telah mendengar bahwa Abu ‘Ubaidah telah datang dgn membawa sesuatu dari Bahrain. Maka mereka menjawab Tentu Ya Rasulullah. Yakni kami telah mendengarnya dan kami sengaja datang untuk mendapatkan bagian kami.Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Bergembiralah dan harapkanlah apa- apa yg akan menyenangkan kalian. Maka demi Allah! Bukan kemiskinan yg aku khawatirkan atas kalian. Berarti kemiskinan bukanlah yg dikhawatirkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atas kita.Bahkan kadang-kadang kemiskinan bisa menjadi kebaikan bagi seseorang ketika dia bersabar dan tetap taat kepada Allah ? dalam kemiskinannya tersebut.Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Bukan kemiskinan yg aku khawatirkan atas kalian.

Yakni aku tidak mengkhawatirkan kemiskinan atas kalian.Karena sesungguhnya orang yg miskin secara umum lbh dekat kepada kebenaran daripada orang yg kaya.Perhatikanlah oleh kalian keadaan para rasul! Siapakah yg mendustakan mereka? Yang mendustakan mereka adl para pembesar kaumnya orang-orang yg paling jeleknya dan orang-orang kaya. Dan sebaliknya kebanyakan yg mengikuti mereka adl orang-orang miskin. Sampai pun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kebanyakan yg mengikuti beliau adl orang-orang miskin.Maka kemiskinan bukanlah sesuatu yg perlu dikhawatirkan. Jangan sampai kita takut miskin atau tidak bisa makan. Jangan sampai selalu terbetik dalam hati kita Besok kita makan apa? Jangan khawatir! Yang penting kita berusaha mencari rizki dgn cara yg halal berdo’a dan bertawakkal kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah telah menjamin rizki seluruh makhluk- Nya.وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا Dan tidak ada suatu yg melata pun di muka bumi melainkan Allah- lah yg memberi rizkinya. Bahkan sesuatu yg harus kita khawatirkan adl ketika dibentangkan dunia kepada kita.

Yakni ketika kita diuji dengan banyaknya harta benda. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Akan tetapi aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka. Menghancurkan kalian artinya menghilangkan agama kalian yakni dikarenakan dunia kalian menjadi lalai dan meninggalkan ketaatan kepada Allah.Bahayanya Dunia bagi Seorang MuslimDunia sangat berbahaya bagi seorang muslim. Inilah kenyataannya. Lihatlah keadaan orang- orang di sekitar kita. Ketika mereka lbh dekat kepada kemiskinan {yakni dalam keadaan miskin} mereka lbh bertakwa kepada Allah dan lbh khusyu’. Rajin shalat berjama’ah di masjid menghadiri majelis ‘ilmu dan lain-lain. Namun ketika banyak hartanya mereka semakin lalai dan semakin berpaling dari jalan Allah. Dan muncullah sikap melampaui batas dari mereka.Akhirnya sekarang manusia menjadi orang-orang yg selalu merindukan keindahan dunia dan perhiasannya: mobil rumah tempat tidur pakaian dan lain-lainnya. Dengan ini semuanya mereka saling membanggakan diri antara satu dgn lainnya. Dan mereka berpaling dari amalan-amalan yg akan memberikan manfaat kepadanya di akhirat.Jadilah majalah-majalah koran-koran dan media lainnya tidaklah membicarakan kecuali tentang kemegahan dunia dan apa-apa yg berkaitan dengannya. Dan mereka berpaling dari akhirat sehingga rusaklah manusia kecuali orang-orang yg Allah kehendaki.Maka kesimpulannya bahwasanya dunia ketika dibukakan �kita memohon kepada Allah agar menyelamatkan kami dan kalian dari kejelekannya- maka dunia itu akan membawa kejelekan dan akan menjadikan manusia melampaui batas.كَلاَّ إِنَّ الإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas krn dia melihat dirinya serba cukup. Dan sungguh Fir’aun telah berkata kepada kaumnyaيَاقَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلاَ تُبْصِرُونَ Hai kaumku bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kalian tidak melihat? Fir’aun berbangga dgn dunia. Oleh krn itulah maka dunia adl sesuatu yg sangat berbahaya.Hadits di atas mirip dgn hadits berikut:عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: جَلَسَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ، فَقَالَ: {{إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِي مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتِهَا}}Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu dia berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar dan kami pun duduk di sekitar beliau. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Sesungguhnya di antara yg paling aku takutkan atas kalian sepeninggalku adalah ketika dibukakan atas kalian keindahan dunia dan perhiasannya. {HR. Al-Bukhariy no.1465 dan Muslim no.1052}Dunia Itu Manis dan HijauRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan tentang keadaan dunia sekaligus memperingatkan ummatnya dari fitnahnya.عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: {{إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ}}Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kalian pemimpin padanya. Lalu Dia akan melihat bagaimana amalan kalian.

Maka takutlah kalian dari fitnahnya dunia dan takutlah kalian dari fitnahnya wanita. {HR. Muslim no.2742}Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Yakni manis rasanya dan hijau pemandangannya memikat dan menggoda. Karena sesuatu itu apabila keadaannya manis dan sedap dipandang mata maka dia akan menggoda manusia. Demikian juga dunia dia manis dan hijau sehingga akan menggoda manusia.Akan tetapi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kalian pemimpin padanya. Yakni Dia menjadikan kalian pemimpin-pemimpin padanya sebagian kalian menggantikan sebagian yg lainnya dan sebagian kalian mewarisi sebagian yg lainnya. Lalu Dia akan melihat bagaimana amalan kalian. Apakah kalian mengutamakan dunia atau akhirat? Karena inilah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan Maka takutlah kalian dari fitnahnya dunia dan takutlah kalian dari fitnahnya wanita. Harta dan Kekayaan yg BermanfaatAkan tetapi apabila Allah memberikan kekayaan kepada seseorang lalu kekayaannya tersebut membantunya utk taat kepada Allah dia infakkan hartanya di jalan kebenaran dan di jalan Allah maka jadilah dunia itu sebagai kebaikan.Kita semua tidak bisa lepas dari dunia secara keseluruhan. Kita butuh tempat tinggal/rumah kendaraan pakaian dan lain sebagainya. Bahkan kalau benda-benda tadi kita gunakan utk membantu ketaatan kepada Allah niscaya kita mendapatkan pahala. Sebagai contohnya adl kendaraan. Kita gunakan utk menghadiri majelis ‘ilmu atau kegiatan lainnya yg bermanfaat.

Bahkan kita pun bisa mengajak teman-teman ikut bersama kita. Dengan menggunakan kendaraan sendiri kita bisa menghindari kemaksiatan seperti ikhtilath {campur baur antara laki- laki dan wanita yg bukan mahram} dan lainnya.Akan tetapi jangan sampai kendaraan ataupun harta benda duniawi menjadikan kita bangga sombong sehingga akhirnya merendahkan dan meremehkan orang lain. Jadikan harta tersebut sebagai alat bantu utk taat kepada Allah yg dengannya kita bisa menjadi orang yg bersyukur.Bahkan sebagian ‘ulama mewajibkan utk memiliki kendaraan pribadi. Dengan kendaraan tersebut seorang muslim akan terhindar dari ikhtilath dan kemaksiatan lainnya. Sedangkan menghindari maksiat adl wajib. Sementara di dalam kaidah ushul fiqh disebutkan Suatu kewajiban tidak akan sempurna kecuali dgn sesuatu maka sesuatu itu adl wajib. Akan tetapi tentunya disesuaikan dgn kemampuan masing-masing. Jangan sampai krn ingin mendapatkan kendaraan dia mati-matian mencari harta siang dan malam. Yang terbenak dalam otaknya adl uang uang dan uang. Sehingga lupa berdzikir kepada Allah mempelajari agamanya menghadiri majelis ilmu shalat berjama’ah dan ketaatan lainnya.Ingatlah selalu firman Allah subhanahu wa ta’alaفَاتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ Maka bertakwalah kalian kepada Allah menurut kesanggupan kalian. لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dgn kesanggupannya. {Al- Baqarah:286}Oleh krn itulah keadaan orang yg menginfakkan hartanya di jalan Allah dan pada keridhaan-Nya seperti kedudukan orang ‘alim yg telah Allah berikan hikmah dan ilmu kepadanya yg mengajarkan ilmunya kepada manusia.Maka di sana ada perbedaan antara orang yg rakus/ambisi terhadap dunia dan berpaling dari akhirat dgn orang yg Allah berikan kekayaan yg digunakannya utk mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat dan dia infakkan di jalan Allah.رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu membimbing kita utk mengamalkan apa-apa yg dicintai dan diridhai-Nya serta memperbaiki urusan-urusan kita. Aamiin.

MERAIH KEKAYAAN YANG SEMPURNA


Bismillahirrahmanirrahim
Oleh. Saif Riza Ababil

perhatikan Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Kekayaan (yang haqiqi) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang haqiqi) adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kekayaan jiwa dalam hadits tersebut adalah Qona’ah. Dalam bahasa jawa sering diartikan sebagai sikap “nerimo”. Bersyukur terhadap apa-apa yang telah diberikan oleh Allah. Terkadang yang diterima oleh manusia menurut ukuran materi jumlahnya sedikit, tetapi sebenarnya nikmat yang diberikan oleh Allah tidak bisa terhitung jumlahnya.

Di kesempatan yang lain rasulullah juga bersabda “Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim). Islam memberikan jaminan rezeki bagi penganutnya selama mereka taat terhadap perintah-perintah Allah disamping mereka harus Qona’ah terhadap apa-apa yang diberikan Allah untuknya.

Merasa puas terhadap apa yang didapatkan akan menjadikan hati menjadi Qona’ah. Dan orang-orang yang bersikap Qona’ah akan mudah untuk bersyukur pada Allah. Yang kemudian akan diberikan limpahan rahmat lebih banyak lagi karena kesyukurannya tersebut. (Baca QS Ibrahim : 7)

Sebenarnya orang fakir itu adalah orang yang tidak pernah mempunyai sifat Qona’ah dalam dirinya. Karena mereka merasa kekurangan terus menerus dalam hidupnya. Tetapi lain halnya dengan hakekat orang yang kaya, Ia selalu merasa puas terhadap apa yang didapatnya sehingga ia bersyukur.

Seorang penyair arab pernah mengungkapkan bait syair yang sangat mengagumkan “idza kunta dza Qolbin qanoi’in, fa anta wa maliku addunya sawa’un. Dijelaskan bahwasannya orang-orang yang Qona’ah itu tidak ada bedanya dengan raja-raja yang berkuasa didunia ini. Karena ia tidak pernah mengeluh terhadap apa yang ia punya. Dan jika anda mempunyai sifat Qona’ah maka anda sama dengan raja-raja dunia.

Orang-orang yang mempunyai sikap Qona’ah mempunyai kekuatan batin yang sangat kuat sehingga ia mampu memacu dirinya untuk menjadi lebih baik. Dilain sisi akan timbul sikap mandiri namun tetap bergantung hanya kepada Allah semata.

Prof Hamka menerangkan tentang Sifat Qona’ah didalam bukunya yang berjudul Tasawuf Modern. Bahwasannya sifat Qona’ah itu mengandung lima hal diantaranya, pertama, menerima apa yang ada dengan rela. Kedua, memohon kepada Allah agar diberi tambahan yang pantas, dibarengi dengan usaha. Ketiga, menerima ketentuan Allah dengan sabar. Keempat bertawakkal kepada Allah. Dan terakhir tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Setan selalu menggoda manusia untuk tidak Qona’ah terhadap dunia. Akibatnya manusia selalu merasa kurang terhadap apa yang diberikan oleh Allah. Memang sifat Qona’ah itu tidak jatuh dari langit dengan sendirinya kepada manusia, tetapi harus diasah dan dilatih. Dan hanya dengan sikap sabar bisa menumbuhkan sifat Qona’ah. Sabar untuk selalu berusaha merasa puas terhadap apa yang didapatnya.
Dengan sifat Qona’ah ini, orang akan selalu merasa bersyukur, sehingga mudah baginya untuk berbagi kepada orang lain dan dapat menghilangkan sifat serakah dalam hati. Ni’mat yang digenggamnya tidak ia nikmati sendiri tetapi ia bagikan kepada orang-orang disekitarnya yang membutuhkan.
semoga manfaat dalam menyambut bulan romadahan tulisan ini.

CARA MENGATASI ANAK ANDA MENGAPA DIA NGAMBEK'??


Cara terbaik untuk mencegah trauma pada anak ialah dengan mengetahui penyebabnya. Kebanyakan anak-anak mulai terlihat muram ketika meraka lapar atau lelah, tetapi bukan hanya itu penyebab yang dapat mengakibatkan kemuraman. Ahli Psykologi Jed Baker, Penulis ‘No More Meltdowns’, memberikan panduan tentang 6 hal yang sering terjadi sebagai penyebab kemuraman, dan setiap tip diberitahukan cara menghindarinya:

1. Biologi masalah

Beberapa anak-anak menjadi sangat mudah marah bila mereka lapar atau lelah. Itu sebabnya ide yang baik ialah menyediakan cemilan favorit di sepanjang perjalanan, Anda bahkan dapat menarik mereka keluar ketika menunggu untuk makan di restoran. Untuk menjaga anak-anak menjadi terlalu lelah, menyiapkan beberapa waktu istirahat dalam rencana Anda dan tidak lebih melebihi jadwal hari-hari mereka. Terakhir, mempertimbangkan apa jenis stimulasi anak-anak Anda yang dapat mentoleransi masalah biologinya – seperti contohnya pergi ke taman hiburan, sementara yang lain perlu lebih tenang kegiatan untuk membuat mereka senang.

2. Bosan

Tidak melakukan kegiatan yang terlalu lama dalam jangka waktu panjang juga dapat menyebabkan masalah. Anak-anak akan melakukan aktivitas mereka sendiri jika Anda tidak bertindak, dan ini kadang-kadang memiliki arti pertentangan satu sama lain atau bertindak keluar dari keinginan Anda. Buat atau sediakanlah sesuatu yang dapat menyenangkan anak seperti dengan teka-teki, permainan, proyek seni, buku, video dan kegiatan menyenangkan lain untuk refresing antara kegiatan yang dijadwalkan. Mengambil jalan pintas atau mengambil jalan yang lebih cepat dapat membantu dalam menenangkan anak pada saat perjalanan.

3. Tuntutan

Banyak anak ditemukan stres karena diperintahkan untuk melakukan pekerjaan rumah atau pekerjaan, atau untuk mencoba aktivitas baru. Jadi saat mereka untuk melakukan pekerjaan mereka atau tugas rumah, membuat permainan dengan memberikan imbalan untuk menyelesaikan setiap bagian dari tugas adalah ide yang baik.
Jika anak-anak takut untuk mencoba sesuatu yang baru, jangan memaksa mereka - dan sebaiknya membantu mereka secara bertahap mengatasi keengganan dengan membiarkan mereka menonton kegiatan yang pertama, kemudian meminta mereka untuk berpartisipasi untuk waktu yang sangat singkat.

4. Menunggu


Beberapa anak-anak muram ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, atau harus berhenti melakukan sesuatu yang menyenangkan. Hal ini lebih mudah bagi anak-anak untuk menunggu apa yang mereka inginkan jika mereka tahu persis kapan mereka akan mendapatkannya, jadi ingatkanlah pada waktu atau jam. Jika Anda tahu bahwa Anda akan pergi kesuatu tempat di mana mereka akan menginginkan sesuatu yang mereka lihat tapi mereka tidak dapat memiliki, beritahu mereka sebelum pergi bahwa jika mereka berjalan tanpa mengeluh, mereka bisa mendapatkan sesuatu yang istimewa. Ketika anak-anak menolak menghentikan aktivitas yang menyenangkan, cobalah untuk membuat transisi menjadi lebih mudah. Misalnya, sebagai imbalan untuk meninggalkan tempat bermain dan pulang tanpa insiden, berhentilah untuk memberikannya es krim kecil.



5. Ancaman untuk dihargai


Beberapa anak-anak yang perfeksionis dan tidak dapat berdiri melakukan kesalahan pada pekerjaan rumah mereka atau kehilangan sebuah permainan. Ingatkan anak-anak sebelum melakukan aktivitas bahwa Anda lebih tertarik dalam usaha mereka atau sportifitas mereka daripada mereka dapat melakukan segala hal secara sempurna. Janji hadiah jika mereka tidak marah ketika mereka kalah dalam permainan.


6. Tidak terpenuhi keinginan untuk diperhatian

Beberapa anak tidak senang ketika orang tua mereka mengabaikannya untuk menghadiri saudara kandung atau orang lainnya. Anak-anak bisa menunggu untuk mendapatkan perhatian Anda jika mereka tahu pasti kapan mereka akan mendapatkannya, waktu atau jam dapat membantu. Jika Anda sibuk dengan sesuatu yang penting, minta mereka untuk tinggal di dekat Anda sementara sambil menunggu; seringnya, kedekatan cukup untuk memuaskan mereka untuk sementara waktu.

Juga, mengajarkan anak-anak cara yang tepat untuk meminta perhatian, dan duduk dengan sabar daripada marah atau bertindak berlebihan. Jika anak-anak meminta untuk bermain, kemudian berikan perhatian yang mereka butuhkan. Bagaimanapun, ini adalah hadiah yang paling berharga yang dapat Anda tawarkan.

Selamat datang Romadhan. Wkt dan tempat Doa yang Mustajab

WAKTU DAN TEMPAT DOA DIMAKBULKAN

16 WAKTU DIMAKBULKAN DOA

*

MALAM JUMAAT ATAU SIANGNYA
*

MALAM HARI RAYA AIDIL FITRI
*

MALAM HARI RAYA AIDIL ADHA
*

MALAM 10 MUHAMRRAM
*

MALAM NISFU SYA'ABAN
*

MALAM 'LAILATUL QADAR'
*

MALAM SEPERTIGA MALAM YANG YANG AKHIR
*

KETIKA HENDAK BERBUKA
*

ANTARA AZAN DAN IQAMAH
*

PADA WAKTU KHATIB DUDUK ANTARA DUA KHUTBAH
*

SETELAH SELESAI SOLAT FARDHU
*

ANTARA ZOHOR DENGAN ASAR
*

SELEPAS KHATAM AL-QURAN
*

KETIKA MULA-MULA TURUN HUJAN TERUTAMA SELEPAS KEMARAU
*

SETELAH MELAKUKAN AMAL SOLEH
*

SELEPAS BERSEDEKAH KEPADA FAKIR MISKIN

16 TEMPAT DIMAKBULKAN DOA

* KETIKA MELIHAT KAA'BAH
* DITEMPAT MELAKUKAN TAWAF
* DISISI MULTAZAM
* DIBAWAH PANCURAN EMAS
* DISISI TELAGA ZAMZAM KETIKA TENGGELAM MATAHARI
* DIBELAKANG MAKAM IBRAHIM
* DIATAS BUKIT SOLAT
* DIATAS BUKIT MARWAH
* DITEMPAT SA'I
* DI ARAFAH TERUTAMA SELEPAS ASAR MENJELANG MATAHARI HENDAK MASUK
* DI MUZDALIFAH
* DI MINA
* DISISI JAMRAH AL-ULA
* DISISI JAMRAH AL-WUSTO
* DISISI JAMRAH AL-'AQABAH
* DIDALAM RAUDHAH MASJID NABAWI (MADINAH)

Terdapat lebih kurang 55 tempat lain yang diperkenankan doa kerana ia sebagai syiar ibadah Haji dan tempat-tempat ibadah yang disunnatkan.

(Sila rujuk: Safwan Fathy, Penyucian Hati, Warisan Al-Fathy, Shah Alam, cetakan ke-5, Julai 2000:154)

Kamis, 01 Juli 2010

Ada apa dengan anak Perempuan?

Ya, jelas gak apa-apa, emang kenapa dengan perempuan? Seakan-akan bayi perempuan bukanlah bayi yang terlalu diharapkan. Apakah mempunyai anak perempuan sungguh tak beruntung?. banyak orang pingin anak lahir laki-laki. bahkan banyak sekali orang tua agak kecewa bila bayi yang lahir adalah perempuan.

Memang, ada beberapa orang yang mengatakan, ribet punya anak perempuan. betapa ribet dan “ruginya” jika punya anak perempuan, sehingga banyak mengungkapkan beberapa alasan kenapa pingin punya nak laki-laki.padahal kalau semua dijalani sesuau yang Allah perintahkan semau akan jadi nikmat yang sempurna. lihat pernyataan orang yang nerti agama Allah dengan yang tidak mengerti Agama

kata ORANG YANG TIDAK MENGERTI AGAMA

* Perempuan auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
* Perempuan perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
* Perempuan saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
* Perempuan menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
* Perempuan perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
* Perempuan wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
* Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
* Perempuan kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

KATA ORANG YANG MENGERTI AGAMA ALLAH

kalau lihat kehidupan dengan kesenagan tidak melihat dengan tangungjawab dan kenikmatan sedemikian susahnyakah jadi perempuan? Padahal, pernahkah kita lihat sebaliknya?

* Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiarkan terserak bukan? Itulah perbandingannya dengan seorang perempuan.
* Perempuan perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
* Perempuan menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, dia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
* Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu: isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang perempuan tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki,yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
* Seorang perempuan boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu:shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
* Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada Allah, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Subhanallah, demikian sayangnya Allah pada perempuan. Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumNya / peraturanNya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/ hukum buatan manusia.

Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu terhadap isterimu.

Rasulullah bersabda bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).

Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.

“Jadi, masih kepengen punya anak laki-laki gak?”
“anak laki-dan perempauan semua adalah anugerah Allah yang perlu disukuri dan dijaga dengan sempurna

Cara Menjaga Janin ( Kado Istri )



Orang tua mengharap anak menjadi anak yg shalih adl biasa. Sayang tdk banyak orang tua yg mau menempuh jalan agar harapan itu bisa terwujud. Padahal Islam telah banyak memberikan bimbingan baik di dlm Al Qur’an maupun Sunnah termasuk saat masih di dlm rahim.


Anak adl sosok mungil idaman yg sangat dinanti kehadiran oleh sepasang ayah bunda. Semenjak melangkah ke jenjang pernikahan mereka berdua telah menumbuhkan harapan akan lahir si buah hati. Mereka terus memupuk harapan itu dgn menjaga calon bayi yg memulai kehidupan di rahim ibu hingga saat hadir di dunia.

Setiap orang tua tentu menginginkan anak lahir dlm keadaan yg sebaik-baiknya. Segala upaya dikerahkan utk mewujudkan keinginan mereka. Tentu tdk patut dilupakan sisi-sisi penjagaan dan pendidikan yg telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan dgn inilah orang tua akan mendapatkan kemuliaan bagi anak dan bagi diri mereka.

Dapat disimak pengajaran ini dlm indah sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Di sana didapati bimbingan yg sempurna utk kita terapkan dlm mendidik anak. Bahkan sebelum hadir sosok mungil itu pun Islam telah memberikan tuntunan penjagaan. Terus demikian tuntunan itu secara runtut didapati hingga saat melepas anak menuju kedewasaan.

Saat Kedua Orang Tua Bertemu
Inilah tuntunan Islam sebelum bertemu dua mani yg menjadi bakal janin dgn izin Allah. Usai pernikahan ketika sepasang pengantin bertemu utk pertama kali disunnahkan mempelai pria memegang ubun-ubun istri dan mendoakannya. Didapati hal ini di dlm ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam:
“Apabila salah seorang dari kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang budak mk hendak ia memegang ubun-ubun menyebut nama Allah dan mendoakan dgn barakah serta mengucapkan ‘Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan dan kebaikan seluruh sifat yg Engkau jadikan pada dan aku memohon perlindungan-Mu dari kejelekan dan kejelekan sifat yg Engkau jadikan padanya.’ Apabila ia membeli unta mk hendak ia pegang ujung punuk dan berdoa seperti itu juga.”
Dalam suasana pengantin baru sang mempelai tdk lepas dari tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Demikian pula ketika kehidupan rumah tangga terus berlangsung. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam juga memberikan pengajaran kepada tiap suami istri utk mulai menjaga calon anak mereka ketika mereka hendak bercampur . Beliau bersabda :
“Apabila salah seorang dari kalian ketika mendatangi istri mengatakan : ‘Dengan nama Allah ya Allah jauhkanlah syaithan dari kami dan jauhkanlah syaithan dari apa yg engkau rizkikan kepada kami’ jika Allah tetapkan terjadi anak syaithan tdk akan dapat memudharatkannya.”

Ibnu Hajar di dlm Fathul Bari menjelaskan bahwa maksud perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam “Syaithan tdk akan memudharatkannya” yaitu syaithan tdk akan memalingkan anak itu dari agama menuju kekafiran dan bukan maksud terjaga dari seluruh dosa .

Menjaga Janin dari Hal-hal yg Menggugurkannya

Ketika benih telah mulai tumbuh banyak upaya yg dilakukan oleh sepasang calon ayah bunda utk menjaga janin yg ada di perut ibunya. Sang calon ibu akan mulai memilih makanan mengkonsumsi segala macam vitamin yg dapat menunjang kehamilan menjaga waktu istirahat melakukan olah raga khusus dan mengatur aktivitasnya. tdk lupa mereka memantau keadaan calon bayi dgn terus memeriksa kesehatannya.

Akan tetapi adakala janin gugur bukan krn semata sebab medis. Terkadang ada sebab lain yg mengakibatkan gugur kandungan seorang ibu. Inii kadang-kadang tdk disadari oleh kebanyakan orang.

Semesti kita mengetahui peringatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dari hal-hal semacam ini yg diterangkan oleh syari’at sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam memerintahkan utk membunuh ular yg disebut dgn dzu thufyatain yg dapat menyebabkan gugur janin. Beliau bersabda:
“Bunuhlah dzu thufyatain krn dia dapat membutakan mata dan menggugurkan janin.”
Apakah dzu thufyatain? Dijelaskan oleh Ibnu ‘Abdil Barr bahwa dzu thufyatain adl jenis ular yg mempunyai dua garis putih di punggungnya.

Perintah Rasulullah ‘Shallallahu ‘alaihi Wasallam ini menunjukkan wajib menjaga dan menjauhkan hal-hal yg dapat mebahayakan janin dan ini merupakan salah satu pintu penjagaan dan perhatian syari’at ini terhadap janin dan keadaannya.

Keringanan bagi Wanita Hamil utk Berbuka

Tak jarang kondisi seorang ibu yg mengandung calon bayi di dlm rahim lemah. Suplai makanan yg dikonsumsi harus terbagi untuk dan utk janin yg ada di dlm kandungannya. Sementara ketika bulan Ramadhan tiba kaum muslimin diwajibkan utk melaksanakan puasa menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga tenggelam bulatan matahari. Dengan ilmu dan hikmah-Nya Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan keringanan kepada hamba-hamba wanita yg sedang hamil dan menyusui utk tdk menjalankan kewajiban berpuasa.

Ini dijelaskan dlm sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam:
“Sesungguh Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi menggugurkan separuh shalat atas orang yg bepergian dan menggugurkan kewajiban berpuasa dari wanita yg hamil dan menyusui.”

‘Abdullah ibnu ‘Abbas radliyallahu‘anhuma memberikan penjelasan bahwa jika seorang wanita yg hamil mengkhawatirkan diri dan wanita yg menyusui mengkhawatirkan anak selama Ramadhan mk kedua berbuka dan tiap hari memberi makan satu orang miskin serta tdk mengqadha’ puasanya.

Inilah bentuk-bentuk penjagaan Islam terhadap anak sebelum ia lahir ke dunia. Terlihat dgn gamblang perlindungan agama Allah ini terhadap jiwa seorang manusia. Terbaca dgn jelas kasih sayang Allah Subhanahu wata’ala bagi seluruh hamba-Nya. Oleh krn itu selayak ayah dan bunda memperhatikan penjagaan buah hati mereka.
“Barangsiapa yg menjaga kehidupan satu jiwa mk seakan-akan ia menjaga kehidupan seluruh manusia.”