Translate

Selasa, 20 Juli 2010

MERAIH KEKAYAAN YANG SEMPURNA


Bismillahirrahmanirrahim
Oleh. Saif Riza Ababil

perhatikan Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Kekayaan (yang haqiqi) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang haqiqi) adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kekayaan jiwa dalam hadits tersebut adalah Qona’ah. Dalam bahasa jawa sering diartikan sebagai sikap “nerimo”. Bersyukur terhadap apa-apa yang telah diberikan oleh Allah. Terkadang yang diterima oleh manusia menurut ukuran materi jumlahnya sedikit, tetapi sebenarnya nikmat yang diberikan oleh Allah tidak bisa terhitung jumlahnya.

Di kesempatan yang lain rasulullah juga bersabda “Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim). Islam memberikan jaminan rezeki bagi penganutnya selama mereka taat terhadap perintah-perintah Allah disamping mereka harus Qona’ah terhadap apa-apa yang diberikan Allah untuknya.

Merasa puas terhadap apa yang didapatkan akan menjadikan hati menjadi Qona’ah. Dan orang-orang yang bersikap Qona’ah akan mudah untuk bersyukur pada Allah. Yang kemudian akan diberikan limpahan rahmat lebih banyak lagi karena kesyukurannya tersebut. (Baca QS Ibrahim : 7)

Sebenarnya orang fakir itu adalah orang yang tidak pernah mempunyai sifat Qona’ah dalam dirinya. Karena mereka merasa kekurangan terus menerus dalam hidupnya. Tetapi lain halnya dengan hakekat orang yang kaya, Ia selalu merasa puas terhadap apa yang didapatnya sehingga ia bersyukur.

Seorang penyair arab pernah mengungkapkan bait syair yang sangat mengagumkan “idza kunta dza Qolbin qanoi’in, fa anta wa maliku addunya sawa’un. Dijelaskan bahwasannya orang-orang yang Qona’ah itu tidak ada bedanya dengan raja-raja yang berkuasa didunia ini. Karena ia tidak pernah mengeluh terhadap apa yang ia punya. Dan jika anda mempunyai sifat Qona’ah maka anda sama dengan raja-raja dunia.

Orang-orang yang mempunyai sikap Qona’ah mempunyai kekuatan batin yang sangat kuat sehingga ia mampu memacu dirinya untuk menjadi lebih baik. Dilain sisi akan timbul sikap mandiri namun tetap bergantung hanya kepada Allah semata.

Prof Hamka menerangkan tentang Sifat Qona’ah didalam bukunya yang berjudul Tasawuf Modern. Bahwasannya sifat Qona’ah itu mengandung lima hal diantaranya, pertama, menerima apa yang ada dengan rela. Kedua, memohon kepada Allah agar diberi tambahan yang pantas, dibarengi dengan usaha. Ketiga, menerima ketentuan Allah dengan sabar. Keempat bertawakkal kepada Allah. Dan terakhir tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Setan selalu menggoda manusia untuk tidak Qona’ah terhadap dunia. Akibatnya manusia selalu merasa kurang terhadap apa yang diberikan oleh Allah. Memang sifat Qona’ah itu tidak jatuh dari langit dengan sendirinya kepada manusia, tetapi harus diasah dan dilatih. Dan hanya dengan sikap sabar bisa menumbuhkan sifat Qona’ah. Sabar untuk selalu berusaha merasa puas terhadap apa yang didapatnya.
Dengan sifat Qona’ah ini, orang akan selalu merasa bersyukur, sehingga mudah baginya untuk berbagi kepada orang lain dan dapat menghilangkan sifat serakah dalam hati. Ni’mat yang digenggamnya tidak ia nikmati sendiri tetapi ia bagikan kepada orang-orang disekitarnya yang membutuhkan.
semoga manfaat dalam menyambut bulan romadahan tulisan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar